Selamat Datang di Website Resmi

SMK TEXMACO SEMARANG





Blog 26 September 2017 / Wijaya

TIDAK ASAL MENJADI GURU

Guru tidak hanya sekedar mengajar, itulah kalimat yang sudah harus melekat di benak setiap guru dan calon guru. Sebagai sebuah profesi yang menuntut profesionalisme, sudah barang tentu harus disikapi dalam bentuk aplikasi di lapangan. Tampil sebagai Guru yang memerankan salah satu tugasnya sebagai seorang pendidik.

Proses interaksi antara guru, siswa dan lingkungan belajar yang saling menguatkan dan mengokohkan, harus dilakoni oleh guru yang memegang prinsip dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Pijakan kuat dan kokoh yang terwujud dan dipraktekkan di dalam proses belajar mengajar. Beberapa prinsip tersebut diantaranya:

  1. Berbasis perencanaan, guru yang profesional selalu melakukan persiapan sebelum terjun ke dalam kelas dan melaksanakan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran, mendalami materi serta menyiapkan segala bentuk kelengkapan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
  2. Keaktifan, prinsip yang menekankan bahwa pembelajaran harus berpusat kepada peserta didik (student center). Guru harus selalu mendesain dan menuangkan di dalam rencananya, suatu pembelajaran yang melibatkan partisipasi peserta didik. Suatu aktifitas guru yang memacu serta memicu keaktifan dalam pembelajaran.
  3. Holistik, titik tekannya pembelajaran harus mampu mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara utuh dan lengkap, meliputi peningkatan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, moral, emosional, sosial dan spiritual. Dalam konteks Ki Hajar Dewantara, harus mencakup olah pikir, olah rasa dan olah raga.
  4. Interaktif, memaknai pembelajaran sebagai sebuah proses interaktif, komunikatif, dan edukatif. Guru harus mampu memfasilitasi dan memberi ruang bagi peserta didik, untuk terselenggaranya suatu pembelajaran yang menarik dengan melibatkan partisipasi dari semua peserta didik. Memantik potensi-potensi tersembunyi peserta didik sehingga nilai-nilai edukasi dengan sendirinya meresap ke dalam setiap relung hati peserta didik.
  5. Inspiratif, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang memberikan inspirasi kepada peserta didik. Berupa suatu lecutan, baik berupa tayangan dan cerita yang mendorong peserta didik untuk giat dan berkarya dalam proses belajar mengajar. Sekaligus mampu memberikan rangsangan kepada setiap peserta didik untuk mendesain sebuah cita-cita masa depan yang ingin dicapainya.

 

Bagikan ke sosial media :