Selamat Datang di Website Resmi

SMK TEXMACO SEMARANG





Blog 30 November 2018 / Hubinmas

SIAPKAH KITA MENJADI GURU PELITA MASA DEPAN ?

 

Oleh : Nur Ismawati, S.Si, M.Si*

 

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna karena dikaruniai akal sehat. Dengan akal tersebut, manusia memiliki kemampuan untuk berpikir  sehingga dapat menciptakan kreatifitas, inovatif dan memiliki impian untuk meningkatakan kemajuan yang berkelanjutan terus-menerus mencapai level tertingginya. Metamorfose revolusi industri yang sudah mencapai level 4.0 ini pun  sudah nampak di depan mata. Siapa pun, mau tidak mau dan suka tidak suka harus mampu mengikuti alur kehidupan dimana hampir sebagian besar dioperasikan dengan basis IT dan  otomasi. Hal ini desebabkanan karena pergeseran dunia yang semakin cepat dan lincah bergerak dan kita harus berinovasi jika tak ingin tersisih.

Pendidikan sebagai salah satu pilar peradaban suatu negara merupakan salah satu faktor penentu kemajuan bangsa. Ujung tombak dari kualitas pendidikan adalah guru. Guru-guru terbaik, inovatif  dan kreatif  yang akan membuat kualitas pendidikan suatu negara menjadi maju.Jika pendidikan telah maju, kapasitas bangsa ini akan terus-menerus menuju garis terdepan sehingga guru menjadi salah satu pilar penting dalam kemajuan peradaban melalui jalur pendidikan.

Tantangan terberat adalah bagaimana kita mengatur strategi untuk menghadapi masa depan yang tidak sederhana ini.  Dibutuhkan  kapasitas guru yang bisa melangkah lebih jauh ke depan sekaligus menjawab berbagai tantangan.

Pertama, intellectual curiosity. Suatu negara membutuhkan  SDM yang bisa melihat masalah, kemudian menyelesaikannya tanpa harus mengandalkan orang lain untuk meyelsikan masalah tersebut. Guru yang memiliki kapasitas ini akan menggunakan kemampuan terbaiknya dengan menggunakan SDM yang dimilikinya agar bisa menyelesaikan masalah yang mungkin belum pernah ada sebelumnya. Inilah yang kita kenal sebagai intellectual curiosity.

Kedua, berpikir kritis, memecahkan masalah dan kolaborasi. Tony Wagner merumuskan tujuh skill penting untuk bisa survive di masa depan. Tiga di antaranya ialah berpikir kritis, memecahkan masalah, dan kolaborasi. Tiga skill itu dianggap penting untuk menghadapi krisis dunia di masa depan.

 
Guru dengan kemampuan itu, akan melibatkan siswa untuk ikut andil melihat problem, serta memecahkan masalah dengan kolaboratif sehingga dengannya, siswa akan dididik memandang lebih utuh bahwa setiap problem akan bisa diatasi dengan kerja sama dengan banyak pihak.

Ketiga, teladan kebaikan. Inilah skill yang tidak bisa diwakilkan oleh teknologi apa pun. Skill itu (walau lebih dekat kepada karakter) menjadi pembeda antara guru dan hanya sebagai penyampai informasi.     

Sebagai penyampai ilmu pengetahuan, pesatnya kemajuan teknologi dengan berbagai metode pendekatannya yang mudah dipahami  sangat mudah  untuk menghanguskan peran guru di masa depan. Namun, dalam porsi nya seorang guru sebagai teladan, maka peran guru akan senantiasa sangat vital dan eksis, tak akan lekang oleh waktu. Hal itu menjadi catatan penting untuk berbenah terus-menerus di masa kini dan masa yang akan datang. Peran-peran keteladanan dalam kebaikan inilah yang merupakan fungsi vital sejatinya seorang guru, baik di kelas maupun di luar kelas.

Jika prinsip keteladanan ini ada pada setiap guru, maka bukanlah hal yang susah bagi para siswa untuk menemukan sosok inspiratif di sekitarnya. Karena sifat kebaikan itu menular, maka semakin banyak mentor kebaikan, akan semakin banyak pula agen kebaikan.

 

* Penulis adalah guru Fisika SMK Texmaco Semarang sejak tahun 2009 - sekarang

Bagikan ke sosial media :