Selamat Datang di Website Resmi
Oleh : Nur Ismawati, S.Si, M.Si*
SMK Texmaco Semarang.....ya...SMK Texmaco Semarang.
Semua orang yang domisili di Semarang pasti tahu bahwa SMK swasta ini terletak di perbatasan antara Semarang kota dengan Kaliwungu. Atau minimal pernah mendengar nama sekolah yang sempat digawangi dua perusahaan besar. Yups....benar... ! Sekolah ini identik dengan pabrik tekstil PT. Asia Pasific Fibers ataupun pabrik mobil “ PT. Texmaco Perkasa Engineering “ yang pernah jaya di jaman orde baru.
Lalu ....apa kaitannya dengan artikel ini ?
Oke...penulis tergelitik sedikit memberikan coretan karena merasa perlu berbagi informasi. Semua berawal dari celotehan ringan anak-anak yang kebetulan sering sharing kepada saya.
Suatu hari, beberapa siswa masuk ke ruangan saya. Namun sebelum siswa tersebut mengutarakan maksud dan tujuannya , saya selalu menegaskan bahwa ruangan saya dan sekolahan ini adalah area larangan “ klowor “ dan larangan aksesoris selain jam tangan. Artinya siapa pun siswanya dilarang berpakaian klowor dan menggunakan aksesoris ataupun hiasan yang tidak penting. Sehingga siapapun yang masih melanggar, pasti akan saya sita dan tidak akan pernah saya kembalikan.
Lain hari, orang tua datang bertemu dengan saya. Melihat di meja saya penuh dengan aksesoris, dengan polosnya orang tua tersebut bertanya , “ Ibu jualan aksesoris gelang dan kalung ?”. Saya hanya tersenyum.
Ceritanya menjadi lain ketika seorang siswa putri menggunakan cat kuku. Bagaimanapun hal itu dilarang di sekolah kami. Sehingga ketika saya melihat hal itu dilakukan, maka saya tegur dan bagaimana caranya harus bisa hilang hari itu juga. Siswa pun berpikir keras mencari cara mengilangkan cat kuku sesuai yang saya perintahkan.
Biar Culun Asalkan Tertib
Culun alias Culun Punya adalah istilah jaman sekarang yang diberikan pada orang yang dianggap tidak bisa mengikuti trend atau perkembangan masa kini, khususnya pada penampilan. Mulai dari cara berpakaian, penggunaan aksesoris, gaya bahasa ataupun lingkuppergaulan. Orang yang Cupu biasanya menjadi korban bulliying atau tidak memiliki teman.
Orang yang dianggap cupu biasanya berusaha untuk menjadi gaul meski kadang dipaksakan. Terutama dalam hal fashion, karena ini yang paling jelas nampak dari luar. Biasanya mereka mengikuti gaya dari artis atau selebritis idola yang mereka lihat dari film, sinetron, iklan atau trend mode yang dimuat di media massa maupun media sosial. Tidak heran jika anak jaman sekarang mulai dari SD hingga kuliah menjadi plagiat dalam hal fashion dari para idolanya.
Apakah itu salah ? Tentu saja tidak, sepanjang mampu menempatkan diri pada waktu dan event yang pas. Seyogyanya siswa tidak menggunakan aksesoris yang tidak penting selain jam tangan. Sekolah bukanlah ajang untuk pamer kekayaan, pamer pergaulan dan pamer kecantikan/ketampanan. Yang diinginkan oleh guru adalah proses pembelajaran berj alan dengan lancar sehingga transfer knowledge pun terjadi dengan optimal. Guru akan banyak meggunakan sarana dan prasarana dalam laboratorium , bukan memperhatikan aksesoris yang dipakai siswa. Jika siswa menghendaki bergaya ala selebritis dengan aksesoris atau pun make up yang menor, bisa dilakukan diluar sekolah dan tanpa menggunakan atribut ataupun seragam sekolah.
Pun demikian, larangan penggunaan cat kuku. Mengapa dilarang ? Simpel saja .... sekolah bukan ajang untuk audisi artis atau ajang pamer kecantikan. Sehingga sangat tidak pas jika anak sekolah menggunakan cat kuku. Hal ini juga mengantisipasi kesan “ genit ” yang kadang dilontarkan oleh masyarakat.
Bagaimana dengan gaya bahasa ? Banyak anak jaman sekarang yang fasih berbahasa gaul, bahkan terkadang menggunakan kata binatang yang diplesetkan. Bimbingan dan pengawasan dari orang tua sangat penting, mengingat intensitas komunikasi dengan orang tua di rumah lebih banyak daripada dengan guru. Namun peran guru untuk sering menengur dan mengingatkan tata krama dan etika dalam berbicara, bersikap dan bergaul tidak kalah pentingnya karena guru adalah orang tua kedua di sekolah.
Pentingnya Attitude dan Karakter Siswa
Orang bijak mengatakan bahwa masa depan bergantung pada seberapa besar upaya kita dalam mencapai yang kita inginkan. Simpel nya, orang yang tekun dan konsisten pasti akan memiliki masa depan yang gemilang. Namun orang yang malas dan pasif cenderung kurang berhasil dalam hidupnya.
Guru sebagai pendidik dan pengajar memiliki tujuan yang mulia, yakni menjadikan siswanya sebagai orang yang berhasil. Tugas tersebut tidaklah mudah. Karena selain dituntut mentransfer ilmu nya, guru juga harus mampu membentuk karakter siswa. Dengan memperhatikan kearifan lokal di sekitarnya, guru harus mampu membentuk karakter siswa yang tangguh, pantang menyerah, selalu siap dalam menghadapi perkembangan zaman dan survival dalam kondisi apapun. Dengan karakter siswa tersebut, maka proses pendidikan dan pembentukan karakter siswa akan dianggap berhasil.
Aturan sederhana mengenai larangan penggunaan aksesoris termasuk cat kuku merupakan bagian kecil dari proses pembentukan karakter siswa. Dengan aturan sederhana tersebut, siswa dilatih untuk berempati, taat pada aturan, mampu beradaptasi dalam berbagai lingkungan serta menjaga harga diri dan kehormatan.
(Penulis adalah guru Fisika SMK Texmaco Semarang sejak tahun 2009 sampai sekarang)
Bagikan ke sosial media :