Selamat Datang di Website Resmi

SMK TEXMACO SEMARANG





Blog 11 Januari 2016 / Iradhatie Wurinanda

Keunggulan Pendidikan dengan Pendekatan STEAM

Saat ini sistem pendidikan di Indonesia belum memberikan racikan yang tepat. Hal tersebut ditandai oleh pemerintah yang kerap mengganti kurikulum dari waktu ke waktu untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Managing Director Putera Sampoerna Foundation, Nenny Soemawinata, berpendapat sistem pendidikan di Indonesia kurang memerhatikan pembentukan karakter anak didik. Di sekolah, siswa hanya diminta menghafal tanpa diajarkan bagaimana berpikir secara kritis dan analisis.

"Kurikulum 2013 yang menerapkan keaktifan dan kreativitas justru tidak bisa dilakukan secara serentak karena ada sekolah, guru, bahkan siswa yang belum siap," terangnya, belum lama ini.

Nenny menjelaskan, sistem pendidikan yang ada di Sampoerna Schools System menerapkan pendekatan STEAM (science, technlogy, engineering, art, and math) untuk mencetak lulusan yang memiliki keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja.

"Sekarang banyak perusahaan, walaupun itu bank merekrut lulusan dari jurusan IPA, seperti teknik. Pertimbangannya, orang yang dari IPA itu punya kemampuan analisis. Siswa jurusan IPS yang tidak punya nilai lebih dan hanya mengandalkan hafalan pasti mereka pusing waktu cari kerja," ucapnya.

Public Relation and Publicity Putera Sampoerna Foundation, Nurul Aini, menambahkan, pendekatan STEAM membangun para siswa untuk kreatif, kritis, dan punya kemampuan analisis. Sehingga, setelah lulus para siswa tak hanya pintar, tetapi juga sopan dan punya karakter.

Kendati demikian, Nurul menuturkan bahwa Sampoerna Schools System tetap menggunakan kurikulum di Indonesia yang berlaku. Namun, dalam praktiknya disisipi dengan STEAM dan digabung dengan kurikulum internasional.

"Para guru tentu sebelumnya sudah mengikuti pelatihan, bahkan hingga dikirim ke Amerika Serikat karena kita memang ada kerjasama dengan salah satu asosiasi pengajar di sana," pungkasnya. (ira)

Bagikan ke sosial media :