Selamat Datang di Website Resmi
Masa remaja dan dewasa muda merupakan masa dalam rentang kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai perubahan dan dinamika. Mulai dari perubahan secara fisik-biologis dari seorang anak menuju orang dewasa, yang secara natural membawa perubahan atau bahkan gejolak secara psikologis.
Perubahan bentuk tubuh dan hormonal dapat mempengaruhi munculnya sebuah dinamika suasana hati dan perilaku. Tak hanya itu, remaja dan orang
muda juga mengalami perubahan-perubahan sosial model interaksi, tanggung jawab dan tuntutan sosial yang berbeda dengan ketika masa kanak-kanak.
Tentunya semua ini memberikan dampak secara psikologis yang berpengaruh pada perilakunya. Mereka adalah juga generasi yang sebentar lagi akan menerima tongkat estafet kehidupan dari generasi sebelumnya untuk mengisi alam semesta ciptaanNYA, untuk meneruskan perjalanan sebuah bangsa.
Oleh karenanya membina generasi muda yang ceria bahagia, mempunyai motivasi tinggi dan tangguh menghadapi berbagai gejolak perubahan menjadi sangat penting.
"Kesehatan jiwa generasi muda akan mencerminkan kesehatan dan masa depan sebuah bangsa," ujar Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Indria Laksmi Gamayanti, Ahad (14/10).
Perubahan-perubahan yang dialami oleh para muda ini secara natural sudah membawa dinamika gejolak, tampaknya bertambah pada era ini. Tuntutan sosial semakin tinggi, situasi juga semakin kompleks.
Kesibukan atau kondisi sosial ekonomi orang tua, tekanan atau tuntutan pendidikan dan perubahan gaya hidup dapat memicu terjadinya kebingungan dan stres, yang jika tidak teridentifikasi dan tidak tertangani dapat mengarah pada terjadinya suatu ganguan kejiwaan.
WHO menyatakan bahwa separuh dari gangguan kejiwaan dimulai dari usia sekitar 14 tahun akan tetapi sebagian besar kasus tidak terdeteksi dan tidak
tertangani. Depresi merupakan kasus banyak dialami oleh orang muda, yang apabila tak tertangani dapat mengarah pada terjadinya bunuh diri.
Penggunaan alkohol dan obat-obat terlarang, perilaku seks dan perilaku berisiko (seperti misalnya dalam mengendarai kendaraan) dan juga obesitas yang disebabkan karena pola perilaku makan yang tidak tepat juga merupakan isu-isu kesehatan mental yang banyak dialami oleh orang muda.
Kemajuan teknologi di satu sisi tanpa disadari justru merupakan penghambat kematangan perkembangan sosial dan emosi seseorang. Kemajuan teknologi informasi tidak dapat dipungkiri banyak memberikan kemudahan dan keuntungan, namun ternyata juga membawa dampak-dampak negatif apabila tidak disikapi secara arif.
Akses ke dunia maya dengan segala fasilitas dan aktivitasnya, menjalin jejaring sosial, bermain game yang berlebihan akan menyita waktu yang sebenarnya masih dibutuhkan orang muda untuk terus beraktivitas dan mengembangkan dirinya dengan kegiatan-kegiatan yang nyata. Pada saat ini para ahli semakin menyadari kebijakan dan pengaturan dalam menggunakan teknologi canggih ini semakin dibutuhkan.
"Electronic Screen Syndrome, Internet Addiction Disorder, Internet Gaming Disorder adalah beberapa kondisi yang sudah dianggap sebagai gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh ketidak-tepatan penggunaan teknologi informasi," ungkapnya.
Sosialisasi dan edukasi tentang penggunaan teknologi informasi dan audio visual electronic devices secara aman dan bijak perlu dilakukan secara gencar. Sistem dan dunia pendidikan perlu lebih memahami, peka dan akomodatif dalam ikut menyiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi bahagia, tangguh dan sehat jiwa.
Beban dan jumlah jam pelajaran yang terlalu tinggi perlu dievaluasi, pola interaksi yang harmonis – suportif di sekolah baik antara guru dan petugas sekolah - siswa – orang tua maupun antar siswa menjadi hal yang sangat penting.
Hal ini juga akan menjadi salah satu prevensi utama terjadinya bullying di sekolah. Perlu ada upaya lebih untuk memberikan peningkatan pemahaman guru akan kesehatan mental dan gerakan anti bullying di sekolah.
Bagikan ke sosial media :